News

Kesamaan KFC dan Pizza Hut, Terus Merugi dan Diperparah Boikot

Kondisi keuangan PT Sarimelati Kencana Tbk, perusahaan yang menaungi jaringan restoran Pizza Hut dan PHD di Indonesia, babak belur karena terus merugi.

Tercatat, perusahaan dengan kode emiten PZZA ini tak pernah untung sejak tahun 2020, di mana penjualan perusahaan mulai merosot usai terpukul akibat pandemi Covid-19. Pada 2020 perusahaan merugi Rp 93,52 miliar, lalu 2021 kembali rugi Rp 60,77 miliar, pada 2022 rugi lagi Rp 23,46 miliar, dan kerugiannya semakin bengkak pada 2023 sebesar Rp 96,22 miliar.

Estafet kerugian ini terus berlanjut hingga tahun ini. Mengutip laporan keuangan Kuartal III-2024 yang dirilis dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PZZA mencatatkan rugi tahun berjalan Rp 96,715 miliar.

PHK dan tutup puluhan gerai Imbas kerugian beruntun sepanjang 5 tahun terakhir, memaksa manajemen melakukan berbagai upaya efisiensi, salah satunya penutupan gerai dan PHK karyawannya.

Mengutip laporan yang sama, total karyawan tetap (kartap) mengalami pengurangan, dari awalnya 5.022 karyawan per 31 Desember 2023 menjadi 4.651 karyawan per 30 September 2024.

Dengan demikian, sepanjang kurun waktu setahun, jumlah karyawan berstatus tetap sudah berkurang 371 orang, angka ini belum menghitung karyawan yang berstatus non-kartap.

“Pada tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 4.651 dan 5.022 karyawan tetap (tidak diaudit),” tulis manajemen dalam laporan Financial Statement Q3 2024.

Setali tiga uang, jumlah gerai Pizza Hut Indonesia juga merosot. Tercatat jumlah gerai Pizza Hut di seluruh Indonesia saat ini mencapai 595 gerai.

Jumlah gerai ini lebih rendah dibandingkan pada September 2023 yang mencatatkan 615 gerai. Ini berarti dalam kurun waktu setahun, ada penutupan 20 gerai.

“Sampai dengan tanggal 30 September 2024 dan 31 Desember 2023, perusahaan mengoperasikan masing-masing 595 dan 615 gerai Pizza Hut di Jakarta dan kota lain di Indonesia,” tulis manajemen dalam laporan yang sama.

Terkena boikot Meski kerugian sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 atau sejak tahun 2020, manajemen Pizza Hut juga meyakini kalau penurunan penjualan juga salah satunya akibat dampak boikot produk-produk Amerika Serikat.

Boikot semakin menguat sejak setahun terakhir, terutama pasca-serangan Isral ke Gaza Palestina.

“Pastinya kami terdampak dengan adanya kejadian (boikot produk Israel dan AS) ini,” ujar Direktur Utama PZZA, Hadian Iswara, dalam dokumen public expose.

Kondisi Pizza Hut Indonesia ini bisa dibilang bernasib sama dengan jaringan restoran KFC Indonesia, keduanya sama-sama merupakan waralaba asal Amerika Serikat.

Perusahaan yang menaungi jaringan restoran waralaba KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), mencatat rugi bersih Rp 557,08 miliar hingga kuartal III-2024. Manajemen KFC Indonesia mengungkapkan ada dua penyebab utama kerugian perusahaan.

Pertama adalah kondisi yang belum membaik; kedua, karena imbas kampanye boikot beberapa produk Amerika Serikat di Tanah Air.

“Kondisi ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan Grup dari pandemi Covid-19, di mana penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari Krisis Timur Tengah,” tulis FAST.

“Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024,” sambung FAST.

Kerugian tersebut berimbas terhadap keputusan perusahaan yang pada akhirnya memutuskan untuk menutup puluhan gerai dan efisiensi lainnya dengan melakukan PHK karyawannya.

Dikutip dari laporan yang sama, per 30 September 2024, perusahaan mengoperasikan 715 gerai di seluruh Indonesia. Padahal, pada Desember 2023, jumlah gerainya tercatat masih 762 gerai.

Artinya, sepanjang hampir setahun, KFC Indonesia sudah menutup 47 gerai. Jumlah karyawan yang dilaporkan juga mengalami penurunan.

Data dari laporan keuangan perusahaan, pada 31 Desember 2023 jumlah karyawan tercatat 15.989 orang, tetapi per 30 September 2024 KFC Indonesia hanya mempekerjakan 13.715.

Dalam rentan setahun, perusahaan milik Grup Salim dan Keluarga Gelael ini sudah mengurangi karyawannya hingga 2.274 orang.(detik.com)

Join The Discussion

jualan,makanan,tradisional,UMKM,kota,tangerang,jajanan,enak,makanan,kekinian,